Pengacara Ruben Onsu, Minola Sebayang, baru-baru ini menyenggol Sarwendah perihal kesulitan kliennya untuk bertemu anak-anak mereka. Minola mengungkapkan bahwa Ruben telah dipersulit mengakses kedua putrinya, Thalia dan Thania, selama dua bulan terakhir, meskipun telah ada komitmen pasca perceraian terkait hak asuh dan waktu bersama anak.
Situasi ini muncul di tengah isu kedatangan penagih utang atau debt collector ke kediaman Sarwendah terkait cicilan mobil, yang oleh pihak Ruben Onsu disebut sebagai upaya untuk mengalihkan perhatian atau bahkan mendiskreditkan kliennya. Minola Sebayang menekankan bahwa masalah hak seorang ayah untuk bertemu anaknya jauh lebih krusial dibandingkan isu cicilan mobil yang dituding sengaja dibesar-besarkan.
Ruben Onsu dan Sarwendah resmi bercerai pada 24 September 2024, setelah 11 tahun menikah. Hak asuh anak jatuh kepada Sarwendah karena Ruben tidak secara spesifik mengajukan gugatan terkait hal tersebut. Namun, secara hukum, Ruben tetap memiliki hak untuk bertemu dan ikut berperan serta dalam mendidik, memelihara, serta mengurus anak-anaknya tanpa batasan.
Minola Sebayang menyatakan bahwa dalam komitmen yang telah disepakati, Ruben seharusnya memiliki kesempatan dua hingga tiga hari per minggu untuk tinggal bersama putrinya, namun hal ini tidak didapatkan. Ruben Onsu bahkan disebut tidak diizinkan untuk mengantar anak-anaknya ke sekolah dan harus 'mengemis' kepada mantan istrinya hanya untuk bisa menjemput anak di rumah. Kesulitan ini juga mencakup minimnya informasi mengenai kegiatan anak-anak yang diterima Ruben.
Pihak Ruben juga mengungkit adanya dugaan faktor pihak ketiga, yaitu Giorgio Antonio, yang disebut dekat dengan Sarwendah, sebagai penyebab Ruben dipersulit bertemu anak-anaknya. Minola menceritakan momen ketika Ruben datang ke acara balet putrinya dengan membawa bunga, namun anaknya tidak pernah keluar dari pintu yang sama, melainkan dibelokkan ke pintu lain.
Minola Sebayang juga membeberkan rincian finansial yang masih diberikan Ruben Onsu kepada Sarwendah setiap bulan pasca perceraian, yang nilainya mencapai ratusan juta rupiah. Dana tersebut mencakup biaya pemeliharaan, pendidikan, hingga biaya operasional rumah tangga seperti bensin, tol, listrik yang dibagi dua, gaji sopir, dan gaji pembantu, bahkan biaya kebersihan seperti plastik sampah dan tisu. Pemberian uang ini disebut untuk menepis isu bahwa Ruben lalai dalam memenuhi kewajibannya.
Menanggapi kisruh ini, kuasa hukum Sarwendah, Chris Siwu, sebelumnya menyatakan bahwa masalah terkait anak hanya salah paham dan merupakan dampak dari perceraian. Sarwendah sendiri pada Desember 2024 sempat membantah mempersulit Ruben bertemu anak-anaknya, menegaskan bahwa tidak ada peraturan khusus yang membatasi pertemuan.
