Notification

×

Iklan

Iklan

Tagar Terpopuler

Mahakarya Indonesia Eks-Rampasan Belanda: Hanya 2 Pekan untuk Menyaksikan Warisan yang Kembali

2025-11-19 | 05:36 WIB | 0 Dibaca Last Updated 2025-11-18T22:36:16Z
Ruang Iklan

Mahakarya Indonesia Eks-Rampasan Belanda: Hanya 2 Pekan untuk Menyaksikan Warisan yang Kembali

Ratusan mahakarya budaya Indonesia yang sempat dirampas oleh Belanda kini kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi dan dapat disaksikan langsung oleh masyarakat. Kesempatan langka ini menjadi momen bersejarah untuk menelusuri kembali jejak peradaban Nusantara yang kaya. Salah satu gelombang repatriasi penting terjadi pada September 2024, ketika sebanyak 288 artefak bersejarah resmi dipulangkan dari Belanda. Koleksi-koleksi ini kemudian dipamerkan perdana dalam rangka pembukaan kembali Museum Nasional Indonesia pada tanggal 15 Oktober 2024, menawarkan publik sebuah jendela untuk mengapresiasi warisan bangsa yang telah lama terpisah.

Di antara benda-benda berharga yang kembali, terdapat koleksi Puputan Badung yang diambil saat intervensi Belanda di Bali pada tahun 1906, serta arca-arca bersejarah dari Candi Singosari di Jawa Timur. Beberapa di antaranya meliputi arca Ganesha dan Brahma. Selain itu, arca Nandi dan Bhairawa dari Candi Singosari yang berasal dari abad ke-13 juga telah melengkapi koleksi Singasari yang dipulangkan pada tahun 2023. Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid, menyampaikan bahwa pemulangan artefak ini bukan sekadar pengembalian benda, melainkan juga kesempatan mendalam untuk memahami sejarah dan budaya Indonesia. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkomitmen menyusun program edukasi dan kegiatan interaktif untuk masyarakat agar nilai historis artefak-artefak ini dapat dipahami secara luas.

Upaya repatriasi tak berhenti di situ. Presiden Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa Belanda akan mengembalikan total 30.000 artefak yang pernah dibawa dari Indonesia, sebuah proses yang akan dilakukan secara bertahap. Di antara koleksi kolosal ini, yang paling menonjol adalah koleksi Dubois, yang mencakup fosil manusia purba pertama yang ditemukan di Trinil, seperti atap tengkorak, tulang paha, dan kerang berukir. Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyambut baik langkah ini sebagai babak baru diplomasi budaya yang memperkaya riset arkeologi nasional. Pemerintah menargetkan sebagian koleksi penting dari koleksi Dubois ini sudah bisa dipamerkan di Museum Nasional sebelum akhir tahun 2025, memungkinkan generasi sekarang untuk menyaksikan langsung temuan besar yang lahir dari tanah Indonesia.

Seluruh koleksi yang telah dan akan direpatriasi dikelola oleh Indonesian Heritage Agency, yang tidak hanya berfokus pada pameran, tetapi juga konservasi dan penelitian berkelanjutan oleh para ahli. Kesempatan untuk menyaksikan mahakarya yang pernah dirampas ini adalah perayaan identitas dan warisan budaya bangsa yang patut dihargai, serta ajang pembelajaran bagi generasi muda agar lebih menghargai sejarah mereka.